Danus itu bukan cuma
jualan, tapi juga membuat produk
Teringat 3 tahun lalu, saat saya
diamanahi jadi PJ Dana dan Usaha dalam acara Open House IPB 2009. Pusing bukan
kepayang mendapat amanah yang belum pernah dijalani, dan langsung jadi
penanggung jawab pula. Saat itu bulan Mei, masih ada 2 bulan menuju acara
berlangsung, tp ternyata pengeluaran kepanitiaan melebihi rencana yang
dianggarkan. Belum sampai seminggu kepanitiaan dimulai, permintaan uang DP
untuk aneka perlengkapan dan proposal sudah menunggu.
Sebagai orang yang belum
berpengalaman di bidang kedanusan, tentunya tidak ada gambaran secara matang
cara mendapatkan uang. Memang sih, sejak kelas 2 SMA, saya sudah jualan
gorengan. Itu pun ga jualan sendiri, bagi-bagi sama teman-teman di Rohis dan
Osis. Saat itu saya seakan seperti makelar gorengan, tugasnya cuma anter
gorengan dari warung tetangga sampai sekolah, pas di sekolah yang jualin orang
lain.
Nah, saya jelas-jelas menolak
kalo danus itu hanya tukang jualan makanan, kue-kue, minuman di kelas-kelas.
Danus itu jualan bunga pas wisuda, danus itu jualan brownies ke rumah-rumah.
Jujur saat itu, sebulan pertama saya masih nge-danus dengan cara-cara
mainstream seperti yang saya sebutkan diatas.
Memasuki bulan Juni, tercetuslah
ide kalo Nge-Danus itu jangan cuma jualan, tapi membuat produk. Usaha
percetakan pin itu adalah hal yang pertama tercetus dan seakan langsung
disepakati Ardiansyah, salah satu anggota Danus. Saya sendiri pernah jadi
makelar jualan pin buat anak-anak SMA di depok, Ardi juga pernah berniat jualan
pin. Sekitar sebulan memaksimalkan ide, sembari jualan buat danus kepanitiaan.
Kami berdua memperkirakan bahwa usaha ini membutuhkan tambahan SDM, diajaklah
Dimas dan Edy, yang keduanya juga panitia Open House dari bidang lain.
Ide telah maksimal, kami mulai
mencari cara membuat pin dan membagi tim. Tanggal 27 Juni 2009, nama “Hade
Media” dicetuskan oleh Dimas, menurutnya usaha ini kan dibentuk ditanah sunda,
sepertinya menggunakan nama sunda itu cocok untuk nama usaha ini, terlebih arti
dari hade kalau tidak salah adalah Bagus. Kata “Media” ditambahkan sebagai
harapan bahwa usaha ini akan terus berkembang. Barang-barang telah di list
untuk dibeli. Uang modal pun di dapat dari hasil patungan berempat dengan
nominal yang berbeda-beda. Alat langsung dibeli dan memilih Kamar Edy di Asrama
Masjid Al-Hurriyyah sebagai bengkel produksi.
Langkah selanjutnya adalah
pemasaran, beruntunglah kami, bahwa asesoris berlogo kampus itu diminati oleh
mahasiswa, terlebih mahasiswa tingkat pertama. Desain pin dibagikan ke
kelas-kelas TPB IPB, pemesan membayar 50% dan dibayar 50% kurangnya saat
pengambilan. 1 bulan usaha sepertinya sekitar 5000pin tercetak. Sebagian besra
keuntungan dialokasikan ke kepanitiaan Open House IPB.
Kini sudah 3 tahun Hade Media
berdiri, pesanan pun tak tanggung-tanggung, 3 hari yang lalu saya mendapat
kabar bahwa ada calon pembeli yang memesan 63.000 pin. Permintaan pesanan pin
juga sudah tidak melulu dari kampus IPB, tapi juga UI, bahkan sampai Univeritas
Andalas. Mulai dari pin pesanan sekolah dasar hingga perusahaan besar dan
perbankan. Mulai dari pin kepanitiaan tingkat kampus, tingkat Bogor saat Mojang
Jajaka, tingkat Indonesia saat Pesta Sains, hingga membuat pin pesanan tingkat dunia saat Simposium Internasional.
Berawal dari kegelisahan karena
kejenuhan berjualan untuk kepanitiaan, inpirasi ini muncul dan berkembang
menjadi karya. Jangan pernah menolak amanah yang belum pernah kita ambil,
mungkin dari sanalah ide baru itu muncul. Sebagaimana saat saya diamanahi jadi
PJ Danus, dan berfikir “Danus itu bukan cuma jualan, tapi juga membuat produk”
Wahyu Ramdhan Wijanarko
@wahyuramdhan1
Pemesanan dapat SMS / Telepon ke Ardi - 085780480298
Pin dapat dikirim ke seluruh Indonesia,
Workshop terdapat di Bogor dan Depok
0 komentar:
Posting Komentar